BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Manusia sudah mengenal dan memiliki kebudayaan
sejak ribuan tahun yang lalu. Kebudayaan yang telah diturunkan turun-temurun ke
anak cucu mereka sampai saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu, kebudayaan
terus mengalami perkembangan, perkembangan itu di pengaruhi banyak faktor.
Tetapi pada
dasarnya kebudayaan memiliki fungsi yang sama, apakah kita semua memahami
fungsi-fungsi dari kebudayaan tersebut? Mungkin sebagian orang sudah memahami
fungsi dari kebudayaan, dan sebagian lagi belum memahami fungsi dari
kebudayaan.
Makalah ini
akan menerangkan dan membantu untuk dapat memahami faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan dan
fungsi dari kebudayaan itu sendiri. Sehingga kita bisa lebih menggembangkan
kebudayaan sesuai dengan fungsinya.
Rumusan
Permasalahan
Dari
latar belakang yang ada, beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari manusia dan
kebudayaan?
2. Apa hubungan antara manusia dan
kebudayaan?
3. Apakah faktor yang menyebabkan
perkembangan kebudayaan?
4. Apakah fungsi kebudayaan bagi
manusia?
Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manusia
dan kebudayaan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara
manusia dan kebudayaan.
3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
perkembangan kebudayaan.
4. Untuk mengetahui fungsi kebudayaan
bagi manusia.
Kegunaan
Penulisan
1. Penulisan ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kebudayaan dan manusia.
2. Penulisan ini juga diharapkan dapat
menjadi cara untuk mengembangkan kebudayaan sesuai dengan fungsinya.
BAB II
ISI
Pengertian
Manusia
Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata
dari bahasa Anglo-Saxon), mann). Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi
pada dasarnya dapat dikaitkan dengan mens (Latin), yang berarti ada yang
berpikir. Demikian halnya arti kata anthropos (Yunani) tidak begitu jelas.
Semula anthropos berarti seseorang
yang melihat ke atas. Sekarang kata ini dipakai untuk mengartikan wajah manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia
diartikan sebagai makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk yang
lain). Sedangkan menurut Endang Saifuddin Anshari yang dikutip oleh. mahmud dan
Tedi Priatna (2005:62) manusia adalah hewan yang berfikir. Berfikir adalah
bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari
kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam, manusia, artinya mencari
kebenaran tentang Tuhan, alam, dan manusia. Jadi, pada akhirnya manusia adalah
makhluk pencari kebenaran.
Berikut diuraikan pendapat para filosof Barat tentang
pengertian manusia ini sebagai berikut:
1.
Plato memandang manusia pada hakikatnya sebagai suatu
kesatuan pikiran, kehendak, dan nafsu-nafsu;
2.
Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk rasional
yang memiliki kesatuan organik antara tubuh dan jasad;
3.
Sartre mendefinisikan manusia sebagai nol yang
me-nol-kan pour soi yang bukan merupakan objek melainkan subjek, yang kodratnya
bebas (Loren Bagus, 2000:266)
Selanjutnya
manusia dapat dilihat dari aspek antropologi. Antropologi adalah studi tentang
asal-usul, perkembangan, karakteristik jenis manusia. Dalam pandangan
antropologi biologis, manusia adalah puncak evolusi dari makhluk hidup (Redja
Mudyahardjo, 2008:17) Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut
Antropogi filsafat. Berbicara hakikat manusia berarti berbicara mengenai apa
manusia itu, ada empat aliran yang dikemukakan yaitu:
Aliran serba
zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran eksistensialisme.
1.
Aliran Serba Zat Aliran serba zat ini mengatakan yang
sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. alam ini adalah zat atau
materi dan manusia adalah unsur alam, maka dari itu manusia adalah zat atau
materi.
2.
Aliran Serba Ruh Aliran ini berpendapat bahwa segala
hakikat sesuatu yang ada di dunia ini ialah ruh, juga hakikat manusia adalah
ruh, adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh di atas dunia ini. Fitche
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain ruh) yang rupanya ada dan
hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari ruh.
Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi
nilainya daripada materi. Hal ini mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari,
yang mana betapapun kita mencintai seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya,
maka materi/jasadnya tidak ada artinya. Dengan demikian aliran ini menganggap
ruh itu ialah hakikat sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.
3.
Aliran Dualisme Aliran ini menganggap bahwa manusia
itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua
substansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung
satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh dan ruh tidak berasal dari
badan. Perwujudannya manusia adalah gabungan dari dua unsur, jasad dan ruh.
Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling
mempengaruhi.
4.
Aliran Eksistensialisme Aliran filsafat modern
berpikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan
sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang
menguasai manusia secara menyeluruh. Disini manusia dipandang tidak dari sudut
serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya
dari segi eksistensi manusia itu sendiri didunia ini (Jalaluddin &.
Abdullah Idi,1997:107-108).
Aliran-aliran tentang manusia di atas tentunya, belum
memiliki pengertian yang seimbang dengan konsepsi manusia dalam Islam. Aliran
tentang manusia tersebut memberikan pandangan yang berbeda tentang hakikat
manusia. Paling tidak, manusia dalam pemikiran manusia atau manusia menurut
manusia memiliki perbedaan, belum kalau hal ini dikaji dari perspektif manusia
menurut Tuhan.
Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa
Sanskerta) yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Pengertian kebudayaan secara umum adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan
setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa
pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang
harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya
Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture)
yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan
serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris
disebut culture. merupakan
suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa
inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843
para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah,
usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita
mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti
pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga
berarti pembentukan dan pemurnian jiwa. Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang
berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang
mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan
kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya disebut dengan istilah culture
universal karena di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut dapat
ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Beberapa dari
orang yang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan,
seperti Bronislaw Malinowski dan C. Kluckhoh.
a. Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa
ada empat unsur pokok kebudayaan yang meliputi sebagai berikut.
- Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya.
- Organisasi ekonomi
- Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
- Organisasi kekuatan (politik)
b. C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur
kebudayaan, yaitu sistem mata pencaharian hidup; sistem peralatan dan
teknologi; sistem organisasi kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa;
kesenian; sistem religi dan upacara keagamaan.
c. Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan
merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik.
d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari
keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e. Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari
yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sifat hakikat kebudayaan adalah
ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang
berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari
adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas
berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan
berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar,
seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang
sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut.
- Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
- Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
- Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
- Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Semua kebudayaan senantiasa bergerak
karena ia dinamis karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu
sendiri. Gerak atau dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah
kebudayaan daerah lain, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi
atau pengungsian dengan sebab-sebab tertentu. Dinamika dalam membawa kebudayaan
dari suatu masyarakat ke masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya
akulturasi.
Proses akulturasi kebudayaan dalam
sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu.
Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok
individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok
individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari
kebudayaannya.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan
asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut.
- Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
- Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.
- Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit
diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut.
- Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
- Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya.
Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Budaya
sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya
berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap perilaku manusia
berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Berdasarkan penjelasan di atas hubungan manusia dengan
kebudayaan adalah kebudayaan merupakann hasil dari ide, gagasan dan pemikiran
baik nyata ataupun abstrak dan juga rancangan hidup masa depan. Sehingga dapat
diartikan pula bahwa semakin tinggi tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi
pula tinggkat pemikirian setiap manusia. Kebudayaan itu sendiri digunakan
untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat antar manusia karena sifat
manusia yaitu makhluk social yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan
harus hidup dengan manusia lainnya.
Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk
yang berbudaya. Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah
makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di
muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya
waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus
mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan
di muka bumi ini.
Faktor yang Mempengaruh Kebudayaan
Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab
perubahan/dinamika sosial dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai berikut:
A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan
perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru
dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga
mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan
papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan
imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan
lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial.
Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan
oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja
dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
2) Adanya
penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
3) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen
dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional
ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda
yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan
tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku
dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
4) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar
yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar
pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut
mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan
yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis,
revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.
B. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
masyarakat, antara lain berikut ini:
1) Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber
dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa
bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir
menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus
mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada
lembaga masyarakat.
2)
Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain
kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga
kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang
memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara
yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda
memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem
pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia.
Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga
kemasyarakatan.
3) Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada
satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain.
Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat
lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru
sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:
a) Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur
kebudayaan asing tersebut melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli),
tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.
Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti
berikut.
– Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.
– Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru.
– Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada unsur yang lama.
–
Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
– Orijinasi,
yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
– Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.
– Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.
b) Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari
masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari
hasil penemuan-penemuan. Difusi dapat dibedakan ke dalam jenis berikut.
– Difusi intra-masyarakat,difusi
intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal berikut.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.
– Difusi antarmasyarakat, difusi
antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal
berikut.
berikut.
•) Kontak antarmasyarakat tersebut.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.
c) Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing
secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang
dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami
perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan
symbiotic.
d) Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke
dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap
bangsa lain.
e) Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/
kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua
kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
f)
Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang
disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
g)
Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang
berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
h) Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang
ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan
oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
g) Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa
mengubah kebudayaan yang ditiru.
Fungsi
Kebudayaan Bagi Manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani
kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi
oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian
besar? Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
4. Makanan dan minuman.
5. Pakaian dan perhiasan.
6. Tempat berlindung dan perumahan.
7. Alat-alat transport.
Dalam rangka melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan
manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang
sampai sekarang ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka
belum mencapai tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan
menguasai lingkungan alamnya.
Masyarakat yang sudah kompleks yang tarafkebudayaannya lebih tinggi,
kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu
teknologi, memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk
memanfaatkan hasil-hasil alam. Perkembangan teknologi di negara- negara besar
seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya, merupakan contoh dimana masyarakatnya
tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan
tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia
untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di
dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia
terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada
hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak
dan berlaku di dalam pergaulan hidup.
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang
lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan
bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang
berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun
mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa
seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang
teratur baginya
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia
dan budaya tidak dapat dipisahkan. Budaya merupakan perwujudan dari ide dan
gagasan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah kristalisasi dari berbagai
pemikiran manusia. Sehingga perkembangan kebudayaan suatu bangsa akan
berbanding lurus dengan tingkat peradaban dan pemikiran bangsa tersebut.
Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
kebudayaan dan akhirnya kebudayaan itu pun terus berkembang dari waktu ke
waktu.
Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat penting
bagi manusia, karena kebudayaan adalah hal yang membentuk perkembangan manusia
itu sendiri.
Saran
Dari pembahasan diatas dapat saya
sarankan bahwa sebaiknya kita memperhatikan faktor-faktor yang dapat mengubah
kebudayaan kearah yang lebih baik, karena kebudayaan mempunyai fungsi yang baik
dengan manusia bila kita dapat menggunakannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
Http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
·
Http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
·
Http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahli.html
Http://citapatsiana.blogspot.com/2012/04/penyebab-terjadinya-perubahan.html
Http://citapatsiana.blogspot.com/2012/04/penyebab-terjadinya-perubahan.html
·
Http://dindanurlysa.blogspot.co.id/2013/04/perubahan-kebudayaan-dan-faktor-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar