Rabu, 30 Maret 2016

Penindasan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi itu selalu terjadi dari zaman ke zaman dan di setiap tempat. Interaksi tersebut terjadi dengan baik, tetapi kadang ada interaksi yang tidak baik antara sesama manusia yang memnyebabkan salah satu pihak merasa tertekan dan menderita.
Interaksi yang menyebaban salah satu pihak merasa menderita ini di sebut dengan penindasan. Penindasan ini selalu di lakukan oleh orang – orang yang merasa dirinya lebih dari orang yang ia tindas. Ia merasa dapat menindas orang tersebut karena orang tersebut lebih lemah dari dia. Ada banyak bentuk penindasan yang terjadi pada saat ini.
Makalah ini akan menerangkan dan membantu untuk dapat memahami tentang penindasan dan cara menghindari serta melawannya. Sehingga kita dapat mengurangi dan menghindari penindasan.


1.2  Rumusan Permasalahan

Dari latar belakang yang ada, beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1.     Apa pengertian penindasan?
2.     Apa saja bentuk – bentuk penindasan?
3.     Apa saja macam – macam penindasan?
4.     Apa penyebab timbulnya penindasan?
5.     Apa sajakah dampak penindasan?
6.     Bagaiman cara menghindari penindasan?
7.     Bagaimana cara melawan penindasan?


1.3  Tujuan
1.3.1  Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian penindasan.
2. Untuk mengetahui bentuk dan macam – macam penindasan.
3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penindasan.
4. Untuk mengetahui dampak penindasan.
5. Untuk mengetahui cara menhindari dan melawan penindasan.


          1.3.2     Kegunaan Penulisan

     1.     Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penindasan.
     2.     Penulisan ini dihapakan dapat memberi cara agar penidasan selalu berkurang.


BAB II
ISI

2.1 Pengertian Penindasan

            Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan


2.2 Bentuk – Bentuk Penindasan

            Menurut Irish Marion Young, terdapat lima bentuk penindasan, yaitu:
1.     Eksploitasi
Mempekerjakan seseorang atau sekelompok orang tanpa kompensasi yang layak. Misalnya buruh yang diubah di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP), buruh yang disekap dan dipekerjakan secara paksa tanpa upah, mempekerjakan anak untuk mengemis, memperdagangkan orang, dan lain-lain.

2.     Marjinalisasi
Mengeluarkan atau meminggirkan seseorang dari sumber daya ataupun suatu manfaat untuk kebutuhan hidupnya. Misalnya mengenyampingkan seseorang untuk bekerja karena merupakan penyandang disabilitas, memiliki keyakinan politik tertentu, berasal dari agama minoritas, dan lain-lain.

3.     Ketidakberdayaan
Penghambatan untuk mengembangkan kapasitas seseorang, kekuatan untuk mengambil keputusan, partisipasi dalam politik, dan mengkritisi keadaan. Paulo Freire berpendapat bahwa ketidakberdayaan adalah bentuk terkuat dari penindasan karena akan membenarkan seseorang untuk menindas kelompoknya sendiri dan kelompok lain. Ketidakberdayaan dapat juga mengakibatkan seseorang merasa tidak tertindas atau terhegemoni oleh penguasa.

4.     Dominasi Budaya
Dapat dikatakan sebagai akibat dari ketidakberdayaan. Dominasi budaya merupakan suatu keadaan dimana kelompok tertindas percaya bahwa mereka secara natural adalah inferior dan merupakan hal yang normal. Mereka tidak tahu bahwa mereka punya suara dan hak sehingga akhirnya tunduk pada ekspresi budaya, pendidikan, sejarah, dan pengalaman yang dibentuk oleh kelompok superior. Bahkan membicarakan ketertindasan pun merupakan suatu hal yang aneh ketika sudah ada dominasi budaya ini. Internalisasi menjadi kelompok inferior muncul karena ada indoktrinasi dan juga hegemoni.

5.     Kekerasan
Bentuk paling jelas dari penindasan, seperti pemerkosaan, penggusuran paksa, pembunuhan diluar proses peradilan oleh Negara, persekusi, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk penindasan di atas seringkali tidak berlangsung sendiri, seringkali tumpang tindih atau beririsan satu sama lain. Penindasan tersebut sering dilakukan dengan berbagai latar belakang, misalnya racism, classism, homophobia, sexism, heterosexism, xenophobia, lookism, sizesm, ageis, colonialism, dan lain-lain.[7] Latar belakang tersebut seringkali juga bukan menjadi faktor yang murni, karena keuntungan dan kekuasaanlah yang sering menjadi faktor utama dalam penindasan.


2.3 Macam – Macam Penindasan

1. Penindasan Secara Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis penindasan yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius. Anak yang secara teratur memainkan peran ini biasanya merupakan penindas yang paling bermasalah diantara para penindas lainnya, dan yang paling cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih serius.

2. Penindasan Secara Verbal
Kata-kata adalah alat yang kuat dan dapat mematahkan semangat seorang anak yang menerimanya. Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi. Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar-bingar yang terdengar oleh pengawas dan diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual.

3. Penindasan Secara Relasional
Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.

4. Penindasan Secara Elektronik
Pelakunya menggunakan sarana elektronik dan fasilitas internet seperti komputer, handphone, kamera, dan website atau situs pertemanan jejaring sosial diantaranya, chatting room, e-mail, facebook, twitter dan sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar, video atau film yan sifatnya mengintimidasi, menyakiti dan menyudutkan.


2.4 Penyebab Timbulnya Penindasan

Dalam banyak kasus, tahun-tahun perkembangan si penindas dirusak oleh contoh buruk orang tua atau sama sekali diabaikan orang tua. Banyak penindas berasal dari rumah tangga yang orang tuanya dingin, atau masa bodoh, atau, pada dasarnya, mengajar anak-anak mereka untuk menggunakan amarah dan kekerasan guna mengatasi problem. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti itu mungkin tidak menganggap serangan verbal atau agresi fisik mereka sebagai penindasan; mereka mungkin malah mengira bahwa perilaku mereka normal dan berterima.
Seorang gadis berusia 16 tahun yang telah ditindas di rumah oleh ayah tirinya dan di sekolah oleh sesama siswa mengatakan bahwa dia menjadi seorang penindas sewaktu di SMP kelas 1. Ia mengakui, ”Pada dasarnya, ada begitu banyak rasa marah yang tertimbun dalam diri saya; saya menindas setiap orang dan siapa saja. Perasaan sakit memiliki dampak yang besar. Sekali Anda merasakan sakit itu, Anda ingin melampiaskannya kepada orang lain.” Meskipun agresi fisik mungkin bukan ciri khas gadis penganiaya, tetapi kemarahan di balik tindakannya tetap merupakan ciri khasnya.
Banyak sekolah memiliki sejumlah besar siswa dari berbagai latar belakang, yang telah dibesarkan dengan cara yang sangat bervariasi. Sungguh menyedihkan, beberapa anak bersikap agresif karena mereka telah diajar di rumah bahwa mengintimidasi dan mengumpat orang lain adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Sayangnya, metode semacam itu sering kali berhasil. Shelley Hymel, anggota dekan pendidikan di University of British Columbia, Kanada, telah meneliti perilaku anak selama dua dekade. Ia mengatakan, ”Ada anak-anak yang mencari tahu cara mendapatkan apa yang mereka inginkan dan sayangnya, penindasan ternyata efektif. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mendapat kekuasaan, status, dan perhatian.
Faktor lain yang turut menyebarluaskan penindasan ialah kurangnya pengawasan. Banyak korban merasa bahwa mereka tidak punya tempat untuk meminta pertolongan dan tragisnya, dalam kebanyakan kasus, begitulah keadaannya. Debra Pepler, direktur Pusat Riset LaMarsh atas Kekerasan dan Penuntasan Konflik di York University, Toronto, meneliti para siswa dalam suasana halaman sekolah dan mendapati bahwa hanya sekitar 4 persen insiden penindasan yang dideteksi dan dihentikan para guru.
Namun, Dr. Pepler yakin bahwa intervensi adalah tindakan yang krusial. Ia mengatakan, ”Anak-anak tidak sanggup mengatasi problem karena ini adalah soal kekuasaan, dan setiap kali seorang penindas mengganggu seseorang, kekuasaan si penindas pun bertambah.”
Kalau begitu, mengapa tidak terlalu banyak kasus penindasan yang dilaporkan? Karena para korban penindasan yakin bahwa jika mereka melaporkannya, problem itu hanya akan memburuk. Oleh karena itu, hingga taraf tertentu, banyak kaum muda menghabiskan masa sekolah mereka dalam keadaan yang selalu resah dan tidak aman.


2.5 Dampak Penindasan

Sebuah laporan dari Asosiasi Nasional Psikolog Sekolah di Amerika Serikat mengatakan bahwa setiap hari lebih dari 160.000 anak bolos sekolah karena mereka takut ditindas. Para korban penindasan mungkin tidak lagi membicarakan sekolah atau mata pelajaran atau kegiatan tertentu di sekolah. Mereka mungkin mencoba pergi terlambat ke sekolah setiap hari atau bolos mata pelajaran atau bahkan membuat dalih untuk bolos sekolah sama sekali.
Bagaimana anak-anak yang sedang ditindas dapat diidentifikasi? Nah, mereka mungkin menjadi murung, lekas marah, frustrasi, atau bertingkah lesu dan tertutup. Mereka dapat menjadi agresif dengan orang-orang di rumah atau dengan teman sebaya dan sahabat. Orang tidak bersalah yang menyaksikan aksi penindasan juga menderita konsekuensinya. Situasi itu menyebabkan rasa takut yang cukup besar dalam diri mereka, sehingga mengurangi kesanggupan mereka untuk belajar.
Akan tetapi, jurnal Pediatrics in Review mengatakan, ”Konsekuensi paling ekstrem dari penindasan bagi para korban dan masyarakat ialah tindak kekerasan, termasuk bunuh diri dan pembunuhan. Rasa tidak berdaya yang dialami anak-anak yang menjadi korban dapat teramat dalam sehingga beberapa anak bereaksi dengan tindakan yang merusak diri atau pembalasan dendam yang memautkan.”
Dr. Ed Adlaf, seorang ilmuwan peneliti sains dan profesor kesehatan umum di University of Toronto, menyatakan kerisauan bahwa ”orang-orang yang terlibat dalam penindasan lebih besar kemungkinan mengalami kesulitan emosi sekarang dan di masa depan”. Selama tahun ajaran 2001, lebih dari 225.000 siswa di Ontario disurvei, dan antara seperempat dan sepertiga dari mereka terlibat dalam suatu bentuk penindasan, entah sebagai sasaran entah sebagai pelaku. Dalam kelompok yang sama, 1 dari 10 orang telah dengan serius memikirkan untuk bunuh diri.
Penindasan yang terus-menerus dapat mengikis kepercayaan diri seorang korban, menyebabkan problem kesehatan yang serius, dan bahkan merusak karier. Para korban penindasan dapat mengalami sakit kepala, tidak bisa tidur, khawatir, dan depresi. Ada yang mengalami gangguan stres pascatrauma. Meskipun serangan fisik dapat membuat sang korban dilimpahi dukungan yang simpatik, serangan emosi mungkin tidak membangkitkan respons yang sama. Kerusakannya sangat tidak kelihatan. Jadi, bukannya bersimpati, teman-teman dan keluarga mungkin bosan mendengar keluhan sang korban.
Penindasan juga berdampak buruk atas para penindas itu sendiri. Jika tidak dihentikan semasa kecil, kemungkinan besar sewaktu dewasa, mereka menindas orang lain di tempat kerja. Malah, beberapa penelitian menyingkapkan bahwa orang-orang yang pernah menjadi penindas semasa anak-anak mengembangkan pola perilaku yang bertahan hingga dewasa. Mereka juga lebih besar kemungkinannya memiliki catatan kriminal daripada orang-orang yang bukan penindas.


2.6 Cara Menghindari Penindasan

Metode 1 dari 3, Mengembangkan Mekanisme Pertahanan:

1. Tunjukkan reaksi minimal pada penindasan mereka 
            Jangan menunjukkan pada para penindas bahwa anda merasa sakit dan mereka sukses mempengaruhi anda, tinggalkan saja mereka. Penindas akan merasa puas dengan membuat orang merasa menderita atau tidak nyaman, jadi bereaksi pada mereka hanya akan meningkatkan semangat mereka. Para penindas ingin perhatian dan jika anda menunjukkan pada mereka bahwa mereka melukai perasaan anda, mereka akan semakin senang melakukannya.
            Tetapi tergantung sifat sang penindas, teknik ini bisa berbalik pada anda, jadi bacalah situasi dengan teliti. Beberapa penindas akan merasa aman menindas anda (karena mereka menikmatinya) jika mereka melihat anda tidak terpengaruh aksi mereka.
Anda tidak bisa berbicara secara rasional dengan orang yang tidak rasional. Melangkahlah dengan harga diri dan ucapkan bahwa anda memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan dengan waktu anda. Jika penindasan berlanjut, bela diri anda. Tak peduli apakah penindasan tersebut berlanjut atau tidak, pastikan anda membela orang yang tertindas.

2. Rasakan kekuatan dalam diri anda 
Setiap orang memiliki kekuatan dalam diri mereka untuk bertahan; masalahnya, para penindas mencoba membuat anda percaya bahwa anda tidak memiliki kekuatan dan tidak berharga sebagai manusia. Hal tersebut tidak benar, waspadalah dengan usaha mereka untuk mengecilkan anda dan membuat anda merasa lemah.
Terkadang kita berpikir bahwa mereka bisa mengambil semua yang kita miliki sebagai manusia dari diri kita. Percayalah bahwa anda lebih kuat dari mereka, karena jauh di lubuk hati, anda lebih kuat dari mereka.

3. Hindari para penindas dalam situasi sekolah dan sosial
Jika mereka melewati arah yang sama dengan anda, cobalah melewati arah yang berbeda, jika mereka tidak bisa menemukan anda, mereka tidak bisa menindas anda. Cobalah menghindari mereka sebisa mungkin, namun jangan tunjukkan bahwa anda menghindari mereka. Jika mereka mengetahui anda menghindari mereka, mereka akan melihat hal tersebut sebagai sukses atau ketakutan, dan mereka akan lebih menindas anda.
Selalu berjalan bersama teman, anda akan merasa aman jika bersama. Kebanyakan penindas akan merasa takut jika mereka tidak bersama teman mereka. Mereka tidak ingin terkena masalah, dan jika teman anda berada di sekitar anda, mereka mungkin terkena masalah.

4. Jangan bercanda untuk membuktikan bahwa para penindas tidak akan menyakiti perasaan anda
Hal tersebut hanya akan menyenangkan sang penindas, dan mereka akan menambah penghinaan untuk menurunkan kepercayaan diri anda. Anda akan jatuh ke lubang yang sama dan tetap menjadi sasaran mereka.
Penindasan bukan suatu hal yang lucu, dan menyetujui penindasan, baik yang terjadi pada anda maupun orang lain, hanya akan meningkatkan masalah. Lelucon tidak cocok dikeluarkan dalam situasi ini, meskipun rasanya hal tersebut meringankan tekanan anda. Melucu hanya akan memanas-manasi situasi.

5. Kembalikan hinaan pada sang penindas
Jika anda melakukannya di depan umum, hal tersebut bisa membuat teman atau korban yang berada di sekitarnya menertawakan sang penindas. Mereka akan merasa tidak nyaman, karena mereka tidak memiliki kuasa lagi atas anda. Ingatlah untuk tidak memperhatikan penindas, karena mereka akan menindas orang secara emosional.
Hindari menghina sang penindas jika mereka pernah menindas anda secara fisik, karena hal tersebut akan menyebabkan konflik yang tidak bisa anda menangkan. Alih-alih memperburuk situasi, menjauhlah. Laporkan penindasan pada pihak berwenang jika anda merasa terancam.
Akali sang penindas. Karena para penindas biasanya kurang cerdas, anda bisa melakukan hal ini. Gunakan ide berikut:
a.       Tertawalah pada apapun yang mereka katakan, dan semakin parah hinaan mereka, semakin keras pula anda harus tertawa. Tawa anda adalah hal yang tidak ingin dilihat para penindas, mereka ingin melihat tangis anda.
b.       Teriakkan sekeras mungkin kata-kata dari benak anda ke hadapan mereka. Anda hanya disarankan untuk mencoba hal ini jika mereka menghalangi kaki anda atau melakukan hal tanpa kata yang umumnya mengganggu. Kutiplah kata-kata dari berbagai sumber, seperti bait pertama Jabberwocky, lagu yang sudah banyak dilupakan orang, atau kata-kata buatan anda sendiri seacak mungkin. Para penindas akan heran bahwa anda bisa membuat tawa atau setidaknya kabur.

Metode 2 dari 3: Membangun Kekuatan Diri:

1. Ikuti kursus bela diri
Kursus ini akan meningkatkan kepercayaan diri anda, melatih fisik anda, dan memungkinkan anda untuk memiliki kemampuan menyerang dan bertahan. Para penindas memilih korban yang dianggap lebih lemah dari mereka, jadi mengembangkan aura petarung bisa membantu menjauhkan mereka dari anda. Kemampuan bela diri juga akan membantu anda belajar untuk tidak terlihat lemah.
Anda tidak perlu terlihat seperti petarung, anda cukup menjadi orang dengan aura tahan banting. Lebih baik bersiap untuk menyerang dan tidak melakukannya dari pada merintih karena tidak bisa membela diri.

2. Jadilah pintar dan waspadalah pada lingkungan anda
Pelajari lingkungan anda untuk menemukan jalur pelarian, daerah konflik, daerah aman, dan batas wilayah. Pelajari pola sang penindas, termasuk hubungan yang mungkin terjadi, karena para penindas biasanya memiliki anak buah. Mengenali lawan dan lingkungannya akan membantu anda saat menghindar dan konfrontasi langsung.
Berjalanlah dengan percaya diri. Berjalanlah dengan kepercayaan diri yang tinggi dan aura tangguh. Berjalanlah dengan kepala yang melihat ke arah anda berjalan dan gunakan penglihatan anda untuk mengenai orang-orang sekitar anda. Meskipun anda merasa tidak nyaman, gunakan kepercayaan diri anda, karena orang lain pun melakukan hal yang sama.

3. Pelajari beberapa gerakan unuk membela diri
Hal ini sangat penting jika anda terpaksa berkelahi. Anda tidak perlu memiliki sabuk hitam, anda hanya perlu beberapa gerakan pembelaan diri. Berlatihlah sekuat tenaga dan tanpa keraguan.
Jangan tergiur untuk balik menindas mereka. Anda tidak ingin jatuh ke lubang yang sama seperti para penindas. Meskipun anda harus mengetahui mengapa mereka menindas anda dan menemukan celah pada argumen mereka, jangan pernah melakukan hal yang sama dengan mereka. Hal itu hanya akan memberikan kekuasaan pada mereka dan anda pun akan berubah menjadi seburuk mereka.
Kemudian, jika anda melakukan hal yang sama, anda juga akan terlibat masalah yang sama banyaknya dengan yang mereka alami. Jika terjadi hal di luar dugaan dan otoritas terkait mengetahui hal ini, tidak akan ada yang tahu siapa penindas sebenarnya.

Metode 3 dari 3: Mencegah Penindasan:

1. Kenali jenis-jenis penindas yang dihadapi oleh anda atau orang lain
Penindasan bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menindas secara fisik, verbal, atau permainan mental serta emosional. Banyak penindas menggunakan seluruh kombinasi tersebut. Apapun jenis penindas yang anda hadapi, anda harus memahami pendekatan yang mereka lakukan.
Apakah penindas tersebut menindas anda secara fisik? Penindas agresif suka menendang, memukul, dan menjambak tanpa ragu. Mereka kemudian akan memulai perkelahian fisik dan menyalahkan anda atau menyatakan bahwa anda memulainya.
Apakah penindas tersebut suka menghina anda atau menyinggung anda secara verbal? Penindas jenis ini menyiksa anda secara verbal dengan memberi anda julukan, menghina, dll.
Apakah penindas tersebut berpura-pura menjadi teman anda untuk kemudian menghina anda di hadapan orang lain tanpa peringatan? Hal tersebut adalah jenis penindasan emosional. Jenis penindasan emosional lainnya termasuk ancaman untuk menyakiti atau merusak hal/orang yang anda sayangi, melakukan sesuatu yang menyebabkan anda dihina (seperti memasang tempelan di punggung anda) atau memfitnah supaya orang-orang membenci anda. Penindas secara tidak langsung yang suka menusuk dari belakang biasanya menyebar rumor, mengasingkan orang, dan menghina korbannya dalam setiap kesempatan.

2. Pahami bahwa penindasan di dunia maya sama parahnya dengan penindasan di dunia nyata
Penindas di dunia maya menindas korbannya melalui pesan instan, email, dan alat komunikasi daring lain. Cara terbaik untuk mengatasi penindas dunia maya adalah dengan mengabaikan pesannya dan tidak membaca apapun yang mereka katakan. Jangan lupa untuk memblokir sang penindas.
Jika hal tersebut terjadi pada anda, ingatlah bahwa hal tersebut sama parahnya dengan penindasan dunia nyata.

Laporkan seluruh penindasan pada pihak berwenang. Pertimbangkan untuk memberitahunya pada orang tua, konselor di sekolah, kepala sekolah, bos, polisi, atau siapapun yang bisa mengatasi atau menghukum si penindas dan melindungi keamanan anda. Sangatlah penting untuk berbicara mengenai masalah anda agar masalahnya berakhir. Anda sudah cukup berani untuk maju ke depan dan mengatasinya.
Jangan khawatir soal balas dendam yang akan dilakukan sang penindas jika anda melaporkan mereka. Mereka akan tetap menindas anda meskipun anda tidak melaporkan mereka dan memuaskan kehendak mereka tidak akan menyelesaikan masalah anda atau orang lain yang mereka tindas. Anda juga bisa memberitahu sahabat anda, sahabat anda akan membela anda, dan anda pun akan membela sahabat anda pada waktunya.
Jika ada survei tentang penindasan di sekolah anda, jangan lupa untuk menulis nama anda. Jangan malu untuk menulisnya. Anda mungkin akan diminta berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman dan hal tersebut biasanya sangat menolong. Anda mungkin merasa lebih kecil, namun anda sebenarnya lebih kuat dari sang penindas.
Bantulah orang lain menghadapi situasi mereka. Penindas adalah orang-orang yang mencoba membuat diri mereka terlihat lebih baik. Mereka hanya perlu perhatian, dan mungkin mereka belajar menindas dari rumah atau dari teman mereka. Tanpa penindasan, mereka tidak punya apa-apa! Karena anda telah mengalami sakitnya ditindas, anda akan mengetahui bagaimana cara menolong orang lain.
Cara termudah untuk membuat orang lain merasa lebih nyaman setelah ditindas adahal dengan mengubah pola pikir mereka soal penindasan. Tekankan pada mereka bahwa para penindas itu adalah orang-orang yang tidak bahagia, frustasi, dan mencoba mengontrol emosi mereka agar mereka bisa merasa lebih baik. Menyedihkan, bukan?
Jika seseorang datang pada anda dan mereka menghadapi situasi yang sama dengan anda, datanglah dengan mereka untuk melaporkan masalah mereka. Mereka akan tertolong dengan dukungan moral yang anda berikan. Jika mereka tidak memiliki kekuatan, mereka bisa menyerap kekuatan anda.
Sebarkan informasi tentang penindasan. Penindasan adalah masalah besar, dan bukan masalah yang bisa diabaikan begitu saja. Jadikan masalah anda sebagai contoh dan bicaralah soal masalah anda. Mintalah sekolah anda untuk mengadakan seminar tentang penindasan. Buatlah semua orang menyadari bahwa penindasan terjadi setiap hari. Masalah ini baru bisa selesai jika orang-orang melihatnya.
Anda mungkin berpikir bahwa anda sendirian atau anda tidak mengenal orang lain yang memiliki masalah yang sama, namun hal itu mungkin karena anda terlalu malu untuk bicara. Jika anda mulai bicara, anda mungkin kaget dengan banyaknya orang yang mendukung anda.

Tips
Jangan mendengarkan perkataan penindas. Jangan biarkan kata-kata mereka menghentikan anda mencapai tujuan anda. Tunjukkan kepercayaan diri anda pada mereka untuk membuktikan bahwa perkataan mereka tidak ada apa-apanya.
Abaikan mereka dan menjauhlah, hal itu adalah opsi terbaik anda. Mereka hanya ingin perhatian.
Beberapa penindas mungkin cemburu pada anda. Mereka menindas anda hanya karena anda memiliki bakat yang tidak mereka miliki, jadi berbanggalah akan apa yang anda lakukan. Menghina orang itu tidak menyenangkan. Sebenarnya, di lubuk hati mereka, mereka tidak berani melakukan hal yang bisa anda lakukan.
Apapun yang anda lakukan, jangan melawan penindas kecuali anda dalam bahaya besar atau dicederai.
Beritahu seseorang begitu anda merasa terancam. Jika anda membaca cerita mengerikan tentang orang yang ditindas selama delapan tahun, masalah utama mereka adalah komunikasi.
Ingatlah bahwa penindas tidak akan menyakiti anda. Mereka hanya ingin membuktikan bahwa mereka berkuasa, meskipun kenyataannya sebaliknya; mereka adalah pengecut. Orang-orang hebat menunjukkan kuasa mereka dengan cara lain, bukan dengan menghina orang yang lebih lemah dari mereka. Tunjukkan bahwa anda tidak takut pada mereka.
Belakangan ini, sekolah bukanlah solusi yang efektif untuk penindasan. Anda perlu memberi bukti, dan banyak orang tidak bisa memberi bukti penindasan emosional. Ingatlah juga bahwa sang penindas bisa berbohong dan menggunakan saksi palsu. Beritahu orangtua anda terlebih dahulu sebelum melaporkannya ke sekolah.
Pikirkan hal apa saja yang mungkin menjadi penyebab sang penindas merasa tidak nyaman - mungkin mereka sakit, memiliki sedikit teman, memiliki ketakutan, atau sebab lain. Kemudian pikirkan juga bagaimana keadaan anda pada aspek tersebut -- mungkin mereka merasa iri karena anda lebih unggul dari mereka. Gunakan hasil pemikiran tersebut untuk membantu meredakan situasi dengan menghindari topik-topik tersebut saat anda berada di dekat mereka, dan saat anda merasa sedih, ingatlah hal-hal apa yang anda lakukan dengan lebih baik.
Tetaplah tenang sepajang waktu, karena hal tersebut akan membingungkan para penindas yang ingin melihat reaksi negatif anda.
Jika sekolah anda tidak merespon laporan penindasan anda, cobalah meminta orangtua anda memindahkan anda ke sekolah swasta yang akan mengeluarkan penindas.
Jika penindas tersebut menindas anda lewat dunia maya, tangkaplah layar saat mereka menindas anda agar anda memiliki bukti bahwa mereka menindas anda, laporkan mereka, blokir mereka, dan kumpulkan keberanian untuk memberitahu orang lain bahwa ada penindas yang ingin menindas anda di dunia maya.
Jika penindas tersebut hanya mengatakan hal-hal buruk tentang anda, abaikan mereka. Anda mengetahui apa yang anda inginkan dalam kehidupan anda dan anda mungkin tidak akan bertemu mereka kembali saat anda menjadi dewasa.
Ingatlah untuk bersikap baik pada mereka atau membuat mereka frustasi hingga mereka berhenti.

      Peringatan

Sekali lagi, abaikan apa yang mereka katakan. Jangan mau tertipu oleh mereka. Jika mereka mencoba bersikap baik dan mereka terlihat tulus, berikan mereka kesempatan kedua. Jika sikap baik itu terlihat palsu, abaikan saja.
Jika penindas anda adalah orang dewasa, hal tersebut adalah penyiksaan. Bicarakan dengan seseorang segera.
Banyak anak diajari bahwa penindas tidak akan melakukan kekerasan jika mereka hanya menghina anda. Hal tersebut tidak selamanya benar, karena penindasan bisa terus meningkat bentuknya. Berhati-hatilah jika berada di sekitar penindas, jangan lupa untuk berada di tempat umum atau bersama orang lain (terutama pihak berwajib) saat penindas tersebut akan menindas anda.
Selalu beritahu pihak berwajib (polisi, guru, atau orangtua) dan jangan berhenti sebelum anda didengar. Mengabaikan penindas bisa jadi merupakan cara untuk menangkalnya, namun berbicara lebih baik.



2.7 Cara Melawan Penindasan

Untuk memperjuangkan nasib kaum tertindas, Mansour Fakih mengembangkan “Teologi Kaum Tertindas”. Teologi ini dimaksudkan agar kaum tertindas dapat berdiri sendiri, otonom dan mampu menentukan nasibnya sendiri, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun budaya. Melalui teologi kaum tertindas, ada tiga prinsip yang dijadikan sebagai dasar pijakan oleh Mansour Fakih: Pertama, doktrin tauhid. Kedua, doktrin keadilan sosial. Ketiga, doktrin pembebasan. Untuk mendukung proses transformasi, yakni penciptaan hubungan yang secara mendasar baru dan lebih adil, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, maupun gender, ada tiga langkah yang harus dilakukan: Pertama, membangun kesadaran kritis kaum tertindas. Kedua, melakukan advokasi kebijakan publik. Ketiga, membangun gerakan kontra-hegemonik di kalangan tertindas.
1. Advokasi Kebijakan Publik

Salah satu cara untuk membantu kaum yang tertindas adalah dengan melakukan advokasi. Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju (incremental). Dengan kata lain, advokasi memang bukan revolusi, tetapi lebih merupakan suatu usaha perubahan sosial melalui semua saluran dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem yang berlaku.[9] Advokasi dapat dilakukan dengan mengajukan konsep tanding (legal drafting, counter draft, judicial review, dll), lakukan pembelaan (class action, legal standing, citizen law suit, dll), mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan (lobbi, negosiasi, mediasi, kolaborasi, dll), pengaruhi pendapat umum (kampanye, siaran/pernyataan, jajak pendapat, selebaran, dll), dan lancarkan tekanan (unjuk rasa, mogok/boikot, pembangkangan sosial, dan aksi massa lainnya).
Pemberdayaan

2. Tanpa pemberdayaan
Advokasi dapat berakibat merugikan orang-orang yang seharusnya dibela. Selain itu advokasi tanpa pemberdayaan hanya akan menimbulkan elit-elit yang akan dikultuskan dan berpotensi menjadi penindas pula. Kelompok tertindas haruslah diberdayakan dan diberikan kesadaran sehingga, menurut Freire, mereka mampu mengungkap kebutuhan mereka sendiri dan mengembangkan strategi-strategi tindak mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Oxford Dictionary, pemberdayaan adalah memberikan (seseorang) kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu atau membuat (seseorang) lebih kuat dan lebih percaya diri, terutama dalam mengendalikan hidup mereka dan mengklaim hak-hak mereka. Pemberdayaan haruslah mengarah kepada advokasi untuk perubahan yang berasal dari dan oleh kelompok tertindas itu sendiri.
Bicara pemberdayaan adalah bicara power, kesempatan, otonomi, dan demokratisasi. Menjadi pertanyaan besar, apakah setiap orang yang ingin membantu kelompok tertindas ingin juga melakukan pemberdayaan terhadap kelompok tertindas tersebut? Apakah mereka rela memberikan power kepada kelompok tertindas tersebut kemudian menjadi tidak begitu berperan lagi? Jika mereka pengacara, apakah mereka rela masyarakat menjadi mandiri untuk memperjuangkan kasusnya? Aktivis, pengacara, ataupun pendamping masyarakat seringkali terhanyut dalam panggung besar menjadi pahlawan kelompok tertindas dan menempatkan kelompok tertindas tersebut sebagai pemeran pembantu atau sebagai kru panggung saja.

3. Pemberdayaan Hukum

Salah satu bentuk pemberdayaan untuk kelompok tertindas adalah pemberdayaan hukum. Pemberdayaan Hukum adalah menguatkan kapasitas semua orang untuk memperjuangkan haknya, baik secara individu, maupun sebagai anggota dari komunitas/masyarakat. Pemberdayaan hukum adalah mengenai keadilan akar rumput (grassroot justice), hukum tidak hanya tertulis di buku atau berada di ruangan sidang, melainkan dapat diakses dan berarti untuk masyarakat biasa.
Dalam bantuan hukum struktural, pemberdayaan hukum merupakan suatu unsur penting yang tidak boleh ditinggalkan. Pemberdayaan hukum bahkan lebih penting dari sekedar gugat menggugat ataupun memenangkan suatu perkara di pengadilan. Pemberdayaan hukum harus mampu membuat kelompok tertindas menjadi mandiri untuk melakukan advokasi perubahan dan mendapatkan keadilan struktural. Karenanya pemberdayaan hukum seringkali melampaui ilmu hukum sendiri, menembus ilmu sosial, ekonomi, politik, dan ilmu lainnya.
Dalam pemberdayaan hukum, pengacara seringkali rancu perannya karena mirip dengan peran aktivis yang turun ke akar rumput. Pengacara tidak hanya melakukan kegiatan persidangan, tetapi juga melakukan pemberdayaan kepada kelompok tertindas dan bahkan hidup bersama mereka. Siapapun dapat berperan dalam pemberdayaan hukum; pengacara, aktivis, paralegal, buruh, petani, tokoh masyarakat, anak, perempuan, mahasiswa, pelajar, ustadz, pedagang, ibu rumah tangga, supir, pekerja rumah tangga, anak jalanan, pekerja seks komersil, pekerja seni, dan lain-lain.
Adapun bentuk pemberdayaan hukum antara lain:
a)     Street law, yaitu suatu pendekatan untuk mengajarkan praktek hukum ke komunitas akar rumput menggunakan metodologi interaktif. Materi yang diajarkan antara lain kesadaran mengenai hak asasi manusia, hak sipil, prinsip demokrasi, resolusi konflik, hukum pidana, hukum perdata, perburuhan, hukum keluarga, narkotika, hingga hukum konsumen. Street law ini pada awalnya berkembang di Washington DC untuk memberikan pemahaman hukum kepada murid SMA, kemudian berkembang ke berbagai belahan dunia. Di Polandia, street law bahkan menjadi mata kuliah fakultas hukum yang mendapatkan SKS.
b)     Clinical legal education, yaitu suatu metode pengajaran hukum dimana mahasiswa hukum mempelajari dan mempraktekkan hukum untuk membela kepentingan publik melalui klien yang meminta bantuan fakultas hukum untuk mengadvokasi kasusnya. Clinical legal education ini berbeda dengan Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) yang berada di setiap fakultas hukum, karena mahasiswa diberi kredit atau SKS dalam keterlibatannya. Subjek pemberdayaan dalam clinical legal education ini bukanlah masyarakat, melainkan mahasiswa hukum yang diharapkan memiliki kesadaran untuk membantu masyarakat tertindas, dan dalam sebagian clinic juga dituntut untuk memberdayakan masyarakat.
c)     Pendidikan kritis, yaitu pendidikan tematik dan terencana untuk menimbulkan kesadaran kepada masyarakat mengenai hak-haknya. Misalnya pendidikan hak asasi manusia, pendidikan politik, pendidikan advokasi, pendidikan hak ekosob, sipol, dan lain-lain.
d)     Ghost lawyer, yaitu metode pembelaan sekaligus pemberdayaan kepada masyarakat tertindas dimana masyarakat tersebutlah yang menjadi pengacara bagi dirinya sendiri. Sedangkan pengacara/advokat, hanya membantu di balik layar melalui pendidikan, membuatkan dokumen, dan memberikan dukungan. Contoh keberhasilan ghost lawyer di LBH Jakarta adalah advokasi kasus penggusuran warga Budhidarma, dimana 75 Kepala Keluarga yang tidak memiliki latar belakang hukum memenangkan class action melawan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pengacara LBH Jakarta tidak berperan sebagai pengacara di pengadilan, melainkan hanya memberikan pendidikan setiap minggunya dan membantu membuatkan berkas.
e)     Magang, yaitu pemberdayaan dengan cara menempatkan perwakilan kelompok tertindas di sebuah lembaga bantuan hukum untuk dapat mempelajari cara-cara melakukan pembelaan.
f)       Paralegal. Paralegal merupakan seseorang yang bukan merupakan sarjana hukum, namun mendapatkan pendidikan dasar dan pendidikan keahlian praktek hukum sehingga mampu mandiri dalam penanganan kasusnya sendiri maupun kasus di komunitasnya. LBH Jakarta menerapkan paralegal berbasiskan komunitas, dimana paralegal mendapatkan pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan, serta memiliki kode etik dan SOP dalam menjalankan tugasnya untuk menjadi pembela di komunitas.
g)     Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing). Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses menyeluruh, membentuk dan menjalankan organisasi/komunitas yang terdiri dari massa rakyat yang mempunyai kepentingan untuk merubah ketimpangan sosial, ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil. Menurut Saul Alinsky, pengorganisasian masyarakat menciptakan lembaga yang kuat dan membentuk kepemimpinan lokal. Jika tidak, pengorganisasian masyarakat akan memberikan masyarakat kekuatan kolektif yang diperlukan untuk melawan penindasan. Kelompok masyarakat tersebut mengubah relasi kuasa dengan meningkatkan jumlah anggota, mendidik pemimpin-pemimpin, menambah reputasi, menggalang dana, dan menunjukkan kapasitasnya untuk mendapatkan banyak dukungan untuk aksi publik. Bagi kelompok anarkis yang tidak mempercayai struktur yang menindas, pemberdayaan menciptakan struktur yang setara, perjuangan yang demokratis dan otonom.

Selain pemberdayaan hukum tersebut, tentunya terdapat bentuk pemberdayaan lain, namun perlu ditekankan bahwa setiap pemberdayaan haruslah berujung pada pemberian kekuatan dan kemandirian untuk melawan penindasan. Pemberdayaan tidak boleh menutup mata bahwa ada struktur yang timpang dan harus diubah. Kita harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat mampu mandiri dalam memperjuangkan haknya.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
           
            Kesimpulannya adalah penindasan merupakan hal yang sangat buruk yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang di anggapnya lebih lemah dari dirinya.
            Banyak berbagai bentuk dan macam penindasan yang ada dan bisa di alami oleh seseorang.
            Tetapi penindasan itu dapat dihindari dan dapat dilawan dengan cara tertentu dan cara yang benar, agar penindasan itu dapat di kurangi dan di hapuskan.

3.2 Pendapat

            Pendapat saya penindasan adalah hal yang sangat buruk, dan sangat merugikan orang lain. orang yang di rugikan tersebut sangat merasa menderita, baik itu penindasan secara fisik maupun mental.
            Penindasan adalah hal yang harus di hapuskan dan di tiadakan agar tidak ada orang – orang yang merasa senang di atas penderitaan orang lain. Oleh karena itu di buatlah berbagai cara menghindari dan melawan penindasan.


3.3 Saran

            Saran saya adalah agar sesorang yang mengalami penindasan segera memberitahukan hal tersebut kepada orang – orang terdekat, bila perlu melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib agar pelaku jera dan tidak melakukan penindasan lagi. Karena penindasan adalah hal yang sangat buruk dan dapat menyebabkan seseorang menderita.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar