Rabu, 30 Maret 2016

Penindasan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi itu selalu terjadi dari zaman ke zaman dan di setiap tempat. Interaksi tersebut terjadi dengan baik, tetapi kadang ada interaksi yang tidak baik antara sesama manusia yang memnyebabkan salah satu pihak merasa tertekan dan menderita.
Interaksi yang menyebaban salah satu pihak merasa menderita ini di sebut dengan penindasan. Penindasan ini selalu di lakukan oleh orang – orang yang merasa dirinya lebih dari orang yang ia tindas. Ia merasa dapat menindas orang tersebut karena orang tersebut lebih lemah dari dia. Ada banyak bentuk penindasan yang terjadi pada saat ini.
Makalah ini akan menerangkan dan membantu untuk dapat memahami tentang penindasan dan cara menghindari serta melawannya. Sehingga kita dapat mengurangi dan menghindari penindasan.


1.2  Rumusan Permasalahan

Dari latar belakang yang ada, beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1.     Apa pengertian penindasan?
2.     Apa saja bentuk – bentuk penindasan?
3.     Apa saja macam – macam penindasan?
4.     Apa penyebab timbulnya penindasan?
5.     Apa sajakah dampak penindasan?
6.     Bagaiman cara menghindari penindasan?
7.     Bagaimana cara melawan penindasan?


1.3  Tujuan
1.3.1  Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian penindasan.
2. Untuk mengetahui bentuk dan macam – macam penindasan.
3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penindasan.
4. Untuk mengetahui dampak penindasan.
5. Untuk mengetahui cara menhindari dan melawan penindasan.


          1.3.2     Kegunaan Penulisan

     1.     Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penindasan.
     2.     Penulisan ini dihapakan dapat memberi cara agar penidasan selalu berkurang.


BAB II
ISI

2.1 Pengertian Penindasan

            Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan


2.2 Bentuk – Bentuk Penindasan

            Menurut Irish Marion Young, terdapat lima bentuk penindasan, yaitu:
1.     Eksploitasi
Mempekerjakan seseorang atau sekelompok orang tanpa kompensasi yang layak. Misalnya buruh yang diubah di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP), buruh yang disekap dan dipekerjakan secara paksa tanpa upah, mempekerjakan anak untuk mengemis, memperdagangkan orang, dan lain-lain.

2.     Marjinalisasi
Mengeluarkan atau meminggirkan seseorang dari sumber daya ataupun suatu manfaat untuk kebutuhan hidupnya. Misalnya mengenyampingkan seseorang untuk bekerja karena merupakan penyandang disabilitas, memiliki keyakinan politik tertentu, berasal dari agama minoritas, dan lain-lain.

3.     Ketidakberdayaan
Penghambatan untuk mengembangkan kapasitas seseorang, kekuatan untuk mengambil keputusan, partisipasi dalam politik, dan mengkritisi keadaan. Paulo Freire berpendapat bahwa ketidakberdayaan adalah bentuk terkuat dari penindasan karena akan membenarkan seseorang untuk menindas kelompoknya sendiri dan kelompok lain. Ketidakberdayaan dapat juga mengakibatkan seseorang merasa tidak tertindas atau terhegemoni oleh penguasa.

4.     Dominasi Budaya
Dapat dikatakan sebagai akibat dari ketidakberdayaan. Dominasi budaya merupakan suatu keadaan dimana kelompok tertindas percaya bahwa mereka secara natural adalah inferior dan merupakan hal yang normal. Mereka tidak tahu bahwa mereka punya suara dan hak sehingga akhirnya tunduk pada ekspresi budaya, pendidikan, sejarah, dan pengalaman yang dibentuk oleh kelompok superior. Bahkan membicarakan ketertindasan pun merupakan suatu hal yang aneh ketika sudah ada dominasi budaya ini. Internalisasi menjadi kelompok inferior muncul karena ada indoktrinasi dan juga hegemoni.

5.     Kekerasan
Bentuk paling jelas dari penindasan, seperti pemerkosaan, penggusuran paksa, pembunuhan diluar proses peradilan oleh Negara, persekusi, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk penindasan di atas seringkali tidak berlangsung sendiri, seringkali tumpang tindih atau beririsan satu sama lain. Penindasan tersebut sering dilakukan dengan berbagai latar belakang, misalnya racism, classism, homophobia, sexism, heterosexism, xenophobia, lookism, sizesm, ageis, colonialism, dan lain-lain.[7] Latar belakang tersebut seringkali juga bukan menjadi faktor yang murni, karena keuntungan dan kekuasaanlah yang sering menjadi faktor utama dalam penindasan.


2.3 Macam – Macam Penindasan

1. Penindasan Secara Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis penindasan yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius. Anak yang secara teratur memainkan peran ini biasanya merupakan penindas yang paling bermasalah diantara para penindas lainnya, dan yang paling cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih serius.

2. Penindasan Secara Verbal
Kata-kata adalah alat yang kuat dan dapat mematahkan semangat seorang anak yang menerimanya. Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi. Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar-bingar yang terdengar oleh pengawas dan diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual.

3. Penindasan Secara Relasional
Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.

4. Penindasan Secara Elektronik
Pelakunya menggunakan sarana elektronik dan fasilitas internet seperti komputer, handphone, kamera, dan website atau situs pertemanan jejaring sosial diantaranya, chatting room, e-mail, facebook, twitter dan sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar, video atau film yan sifatnya mengintimidasi, menyakiti dan menyudutkan.


2.4 Penyebab Timbulnya Penindasan

Dalam banyak kasus, tahun-tahun perkembangan si penindas dirusak oleh contoh buruk orang tua atau sama sekali diabaikan orang tua. Banyak penindas berasal dari rumah tangga yang orang tuanya dingin, atau masa bodoh, atau, pada dasarnya, mengajar anak-anak mereka untuk menggunakan amarah dan kekerasan guna mengatasi problem. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti itu mungkin tidak menganggap serangan verbal atau agresi fisik mereka sebagai penindasan; mereka mungkin malah mengira bahwa perilaku mereka normal dan berterima.
Seorang gadis berusia 16 tahun yang telah ditindas di rumah oleh ayah tirinya dan di sekolah oleh sesama siswa mengatakan bahwa dia menjadi seorang penindas sewaktu di SMP kelas 1. Ia mengakui, ”Pada dasarnya, ada begitu banyak rasa marah yang tertimbun dalam diri saya; saya menindas setiap orang dan siapa saja. Perasaan sakit memiliki dampak yang besar. Sekali Anda merasakan sakit itu, Anda ingin melampiaskannya kepada orang lain.” Meskipun agresi fisik mungkin bukan ciri khas gadis penganiaya, tetapi kemarahan di balik tindakannya tetap merupakan ciri khasnya.
Banyak sekolah memiliki sejumlah besar siswa dari berbagai latar belakang, yang telah dibesarkan dengan cara yang sangat bervariasi. Sungguh menyedihkan, beberapa anak bersikap agresif karena mereka telah diajar di rumah bahwa mengintimidasi dan mengumpat orang lain adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Sayangnya, metode semacam itu sering kali berhasil. Shelley Hymel, anggota dekan pendidikan di University of British Columbia, Kanada, telah meneliti perilaku anak selama dua dekade. Ia mengatakan, ”Ada anak-anak yang mencari tahu cara mendapatkan apa yang mereka inginkan dan sayangnya, penindasan ternyata efektif. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mendapat kekuasaan, status, dan perhatian.
Faktor lain yang turut menyebarluaskan penindasan ialah kurangnya pengawasan. Banyak korban merasa bahwa mereka tidak punya tempat untuk meminta pertolongan dan tragisnya, dalam kebanyakan kasus, begitulah keadaannya. Debra Pepler, direktur Pusat Riset LaMarsh atas Kekerasan dan Penuntasan Konflik di York University, Toronto, meneliti para siswa dalam suasana halaman sekolah dan mendapati bahwa hanya sekitar 4 persen insiden penindasan yang dideteksi dan dihentikan para guru.
Namun, Dr. Pepler yakin bahwa intervensi adalah tindakan yang krusial. Ia mengatakan, ”Anak-anak tidak sanggup mengatasi problem karena ini adalah soal kekuasaan, dan setiap kali seorang penindas mengganggu seseorang, kekuasaan si penindas pun bertambah.”
Kalau begitu, mengapa tidak terlalu banyak kasus penindasan yang dilaporkan? Karena para korban penindasan yakin bahwa jika mereka melaporkannya, problem itu hanya akan memburuk. Oleh karena itu, hingga taraf tertentu, banyak kaum muda menghabiskan masa sekolah mereka dalam keadaan yang selalu resah dan tidak aman.


2.5 Dampak Penindasan

Sebuah laporan dari Asosiasi Nasional Psikolog Sekolah di Amerika Serikat mengatakan bahwa setiap hari lebih dari 160.000 anak bolos sekolah karena mereka takut ditindas. Para korban penindasan mungkin tidak lagi membicarakan sekolah atau mata pelajaran atau kegiatan tertentu di sekolah. Mereka mungkin mencoba pergi terlambat ke sekolah setiap hari atau bolos mata pelajaran atau bahkan membuat dalih untuk bolos sekolah sama sekali.
Bagaimana anak-anak yang sedang ditindas dapat diidentifikasi? Nah, mereka mungkin menjadi murung, lekas marah, frustrasi, atau bertingkah lesu dan tertutup. Mereka dapat menjadi agresif dengan orang-orang di rumah atau dengan teman sebaya dan sahabat. Orang tidak bersalah yang menyaksikan aksi penindasan juga menderita konsekuensinya. Situasi itu menyebabkan rasa takut yang cukup besar dalam diri mereka, sehingga mengurangi kesanggupan mereka untuk belajar.
Akan tetapi, jurnal Pediatrics in Review mengatakan, ”Konsekuensi paling ekstrem dari penindasan bagi para korban dan masyarakat ialah tindak kekerasan, termasuk bunuh diri dan pembunuhan. Rasa tidak berdaya yang dialami anak-anak yang menjadi korban dapat teramat dalam sehingga beberapa anak bereaksi dengan tindakan yang merusak diri atau pembalasan dendam yang memautkan.”
Dr. Ed Adlaf, seorang ilmuwan peneliti sains dan profesor kesehatan umum di University of Toronto, menyatakan kerisauan bahwa ”orang-orang yang terlibat dalam penindasan lebih besar kemungkinan mengalami kesulitan emosi sekarang dan di masa depan”. Selama tahun ajaran 2001, lebih dari 225.000 siswa di Ontario disurvei, dan antara seperempat dan sepertiga dari mereka terlibat dalam suatu bentuk penindasan, entah sebagai sasaran entah sebagai pelaku. Dalam kelompok yang sama, 1 dari 10 orang telah dengan serius memikirkan untuk bunuh diri.
Penindasan yang terus-menerus dapat mengikis kepercayaan diri seorang korban, menyebabkan problem kesehatan yang serius, dan bahkan merusak karier. Para korban penindasan dapat mengalami sakit kepala, tidak bisa tidur, khawatir, dan depresi. Ada yang mengalami gangguan stres pascatrauma. Meskipun serangan fisik dapat membuat sang korban dilimpahi dukungan yang simpatik, serangan emosi mungkin tidak membangkitkan respons yang sama. Kerusakannya sangat tidak kelihatan. Jadi, bukannya bersimpati, teman-teman dan keluarga mungkin bosan mendengar keluhan sang korban.
Penindasan juga berdampak buruk atas para penindas itu sendiri. Jika tidak dihentikan semasa kecil, kemungkinan besar sewaktu dewasa, mereka menindas orang lain di tempat kerja. Malah, beberapa penelitian menyingkapkan bahwa orang-orang yang pernah menjadi penindas semasa anak-anak mengembangkan pola perilaku yang bertahan hingga dewasa. Mereka juga lebih besar kemungkinannya memiliki catatan kriminal daripada orang-orang yang bukan penindas.


2.6 Cara Menghindari Penindasan

Metode 1 dari 3, Mengembangkan Mekanisme Pertahanan:

1. Tunjukkan reaksi minimal pada penindasan mereka 
            Jangan menunjukkan pada para penindas bahwa anda merasa sakit dan mereka sukses mempengaruhi anda, tinggalkan saja mereka. Penindas akan merasa puas dengan membuat orang merasa menderita atau tidak nyaman, jadi bereaksi pada mereka hanya akan meningkatkan semangat mereka. Para penindas ingin perhatian dan jika anda menunjukkan pada mereka bahwa mereka melukai perasaan anda, mereka akan semakin senang melakukannya.
            Tetapi tergantung sifat sang penindas, teknik ini bisa berbalik pada anda, jadi bacalah situasi dengan teliti. Beberapa penindas akan merasa aman menindas anda (karena mereka menikmatinya) jika mereka melihat anda tidak terpengaruh aksi mereka.
Anda tidak bisa berbicara secara rasional dengan orang yang tidak rasional. Melangkahlah dengan harga diri dan ucapkan bahwa anda memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan dengan waktu anda. Jika penindasan berlanjut, bela diri anda. Tak peduli apakah penindasan tersebut berlanjut atau tidak, pastikan anda membela orang yang tertindas.

2. Rasakan kekuatan dalam diri anda 
Setiap orang memiliki kekuatan dalam diri mereka untuk bertahan; masalahnya, para penindas mencoba membuat anda percaya bahwa anda tidak memiliki kekuatan dan tidak berharga sebagai manusia. Hal tersebut tidak benar, waspadalah dengan usaha mereka untuk mengecilkan anda dan membuat anda merasa lemah.
Terkadang kita berpikir bahwa mereka bisa mengambil semua yang kita miliki sebagai manusia dari diri kita. Percayalah bahwa anda lebih kuat dari mereka, karena jauh di lubuk hati, anda lebih kuat dari mereka.

3. Hindari para penindas dalam situasi sekolah dan sosial
Jika mereka melewati arah yang sama dengan anda, cobalah melewati arah yang berbeda, jika mereka tidak bisa menemukan anda, mereka tidak bisa menindas anda. Cobalah menghindari mereka sebisa mungkin, namun jangan tunjukkan bahwa anda menghindari mereka. Jika mereka mengetahui anda menghindari mereka, mereka akan melihat hal tersebut sebagai sukses atau ketakutan, dan mereka akan lebih menindas anda.
Selalu berjalan bersama teman, anda akan merasa aman jika bersama. Kebanyakan penindas akan merasa takut jika mereka tidak bersama teman mereka. Mereka tidak ingin terkena masalah, dan jika teman anda berada di sekitar anda, mereka mungkin terkena masalah.

4. Jangan bercanda untuk membuktikan bahwa para penindas tidak akan menyakiti perasaan anda
Hal tersebut hanya akan menyenangkan sang penindas, dan mereka akan menambah penghinaan untuk menurunkan kepercayaan diri anda. Anda akan jatuh ke lubang yang sama dan tetap menjadi sasaran mereka.
Penindasan bukan suatu hal yang lucu, dan menyetujui penindasan, baik yang terjadi pada anda maupun orang lain, hanya akan meningkatkan masalah. Lelucon tidak cocok dikeluarkan dalam situasi ini, meskipun rasanya hal tersebut meringankan tekanan anda. Melucu hanya akan memanas-manasi situasi.

5. Kembalikan hinaan pada sang penindas
Jika anda melakukannya di depan umum, hal tersebut bisa membuat teman atau korban yang berada di sekitarnya menertawakan sang penindas. Mereka akan merasa tidak nyaman, karena mereka tidak memiliki kuasa lagi atas anda. Ingatlah untuk tidak memperhatikan penindas, karena mereka akan menindas orang secara emosional.
Hindari menghina sang penindas jika mereka pernah menindas anda secara fisik, karena hal tersebut akan menyebabkan konflik yang tidak bisa anda menangkan. Alih-alih memperburuk situasi, menjauhlah. Laporkan penindasan pada pihak berwenang jika anda merasa terancam.
Akali sang penindas. Karena para penindas biasanya kurang cerdas, anda bisa melakukan hal ini. Gunakan ide berikut:
a.       Tertawalah pada apapun yang mereka katakan, dan semakin parah hinaan mereka, semakin keras pula anda harus tertawa. Tawa anda adalah hal yang tidak ingin dilihat para penindas, mereka ingin melihat tangis anda.
b.       Teriakkan sekeras mungkin kata-kata dari benak anda ke hadapan mereka. Anda hanya disarankan untuk mencoba hal ini jika mereka menghalangi kaki anda atau melakukan hal tanpa kata yang umumnya mengganggu. Kutiplah kata-kata dari berbagai sumber, seperti bait pertama Jabberwocky, lagu yang sudah banyak dilupakan orang, atau kata-kata buatan anda sendiri seacak mungkin. Para penindas akan heran bahwa anda bisa membuat tawa atau setidaknya kabur.

Metode 2 dari 3: Membangun Kekuatan Diri:

1. Ikuti kursus bela diri
Kursus ini akan meningkatkan kepercayaan diri anda, melatih fisik anda, dan memungkinkan anda untuk memiliki kemampuan menyerang dan bertahan. Para penindas memilih korban yang dianggap lebih lemah dari mereka, jadi mengembangkan aura petarung bisa membantu menjauhkan mereka dari anda. Kemampuan bela diri juga akan membantu anda belajar untuk tidak terlihat lemah.
Anda tidak perlu terlihat seperti petarung, anda cukup menjadi orang dengan aura tahan banting. Lebih baik bersiap untuk menyerang dan tidak melakukannya dari pada merintih karena tidak bisa membela diri.

2. Jadilah pintar dan waspadalah pada lingkungan anda
Pelajari lingkungan anda untuk menemukan jalur pelarian, daerah konflik, daerah aman, dan batas wilayah. Pelajari pola sang penindas, termasuk hubungan yang mungkin terjadi, karena para penindas biasanya memiliki anak buah. Mengenali lawan dan lingkungannya akan membantu anda saat menghindar dan konfrontasi langsung.
Berjalanlah dengan percaya diri. Berjalanlah dengan kepercayaan diri yang tinggi dan aura tangguh. Berjalanlah dengan kepala yang melihat ke arah anda berjalan dan gunakan penglihatan anda untuk mengenai orang-orang sekitar anda. Meskipun anda merasa tidak nyaman, gunakan kepercayaan diri anda, karena orang lain pun melakukan hal yang sama.

3. Pelajari beberapa gerakan unuk membela diri
Hal ini sangat penting jika anda terpaksa berkelahi. Anda tidak perlu memiliki sabuk hitam, anda hanya perlu beberapa gerakan pembelaan diri. Berlatihlah sekuat tenaga dan tanpa keraguan.
Jangan tergiur untuk balik menindas mereka. Anda tidak ingin jatuh ke lubang yang sama seperti para penindas. Meskipun anda harus mengetahui mengapa mereka menindas anda dan menemukan celah pada argumen mereka, jangan pernah melakukan hal yang sama dengan mereka. Hal itu hanya akan memberikan kekuasaan pada mereka dan anda pun akan berubah menjadi seburuk mereka.
Kemudian, jika anda melakukan hal yang sama, anda juga akan terlibat masalah yang sama banyaknya dengan yang mereka alami. Jika terjadi hal di luar dugaan dan otoritas terkait mengetahui hal ini, tidak akan ada yang tahu siapa penindas sebenarnya.

Metode 3 dari 3: Mencegah Penindasan:

1. Kenali jenis-jenis penindas yang dihadapi oleh anda atau orang lain
Penindasan bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menindas secara fisik, verbal, atau permainan mental serta emosional. Banyak penindas menggunakan seluruh kombinasi tersebut. Apapun jenis penindas yang anda hadapi, anda harus memahami pendekatan yang mereka lakukan.
Apakah penindas tersebut menindas anda secara fisik? Penindas agresif suka menendang, memukul, dan menjambak tanpa ragu. Mereka kemudian akan memulai perkelahian fisik dan menyalahkan anda atau menyatakan bahwa anda memulainya.
Apakah penindas tersebut suka menghina anda atau menyinggung anda secara verbal? Penindas jenis ini menyiksa anda secara verbal dengan memberi anda julukan, menghina, dll.
Apakah penindas tersebut berpura-pura menjadi teman anda untuk kemudian menghina anda di hadapan orang lain tanpa peringatan? Hal tersebut adalah jenis penindasan emosional. Jenis penindasan emosional lainnya termasuk ancaman untuk menyakiti atau merusak hal/orang yang anda sayangi, melakukan sesuatu yang menyebabkan anda dihina (seperti memasang tempelan di punggung anda) atau memfitnah supaya orang-orang membenci anda. Penindas secara tidak langsung yang suka menusuk dari belakang biasanya menyebar rumor, mengasingkan orang, dan menghina korbannya dalam setiap kesempatan.

2. Pahami bahwa penindasan di dunia maya sama parahnya dengan penindasan di dunia nyata
Penindas di dunia maya menindas korbannya melalui pesan instan, email, dan alat komunikasi daring lain. Cara terbaik untuk mengatasi penindas dunia maya adalah dengan mengabaikan pesannya dan tidak membaca apapun yang mereka katakan. Jangan lupa untuk memblokir sang penindas.
Jika hal tersebut terjadi pada anda, ingatlah bahwa hal tersebut sama parahnya dengan penindasan dunia nyata.

Laporkan seluruh penindasan pada pihak berwenang. Pertimbangkan untuk memberitahunya pada orang tua, konselor di sekolah, kepala sekolah, bos, polisi, atau siapapun yang bisa mengatasi atau menghukum si penindas dan melindungi keamanan anda. Sangatlah penting untuk berbicara mengenai masalah anda agar masalahnya berakhir. Anda sudah cukup berani untuk maju ke depan dan mengatasinya.
Jangan khawatir soal balas dendam yang akan dilakukan sang penindas jika anda melaporkan mereka. Mereka akan tetap menindas anda meskipun anda tidak melaporkan mereka dan memuaskan kehendak mereka tidak akan menyelesaikan masalah anda atau orang lain yang mereka tindas. Anda juga bisa memberitahu sahabat anda, sahabat anda akan membela anda, dan anda pun akan membela sahabat anda pada waktunya.
Jika ada survei tentang penindasan di sekolah anda, jangan lupa untuk menulis nama anda. Jangan malu untuk menulisnya. Anda mungkin akan diminta berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman dan hal tersebut biasanya sangat menolong. Anda mungkin merasa lebih kecil, namun anda sebenarnya lebih kuat dari sang penindas.
Bantulah orang lain menghadapi situasi mereka. Penindas adalah orang-orang yang mencoba membuat diri mereka terlihat lebih baik. Mereka hanya perlu perhatian, dan mungkin mereka belajar menindas dari rumah atau dari teman mereka. Tanpa penindasan, mereka tidak punya apa-apa! Karena anda telah mengalami sakitnya ditindas, anda akan mengetahui bagaimana cara menolong orang lain.
Cara termudah untuk membuat orang lain merasa lebih nyaman setelah ditindas adahal dengan mengubah pola pikir mereka soal penindasan. Tekankan pada mereka bahwa para penindas itu adalah orang-orang yang tidak bahagia, frustasi, dan mencoba mengontrol emosi mereka agar mereka bisa merasa lebih baik. Menyedihkan, bukan?
Jika seseorang datang pada anda dan mereka menghadapi situasi yang sama dengan anda, datanglah dengan mereka untuk melaporkan masalah mereka. Mereka akan tertolong dengan dukungan moral yang anda berikan. Jika mereka tidak memiliki kekuatan, mereka bisa menyerap kekuatan anda.
Sebarkan informasi tentang penindasan. Penindasan adalah masalah besar, dan bukan masalah yang bisa diabaikan begitu saja. Jadikan masalah anda sebagai contoh dan bicaralah soal masalah anda. Mintalah sekolah anda untuk mengadakan seminar tentang penindasan. Buatlah semua orang menyadari bahwa penindasan terjadi setiap hari. Masalah ini baru bisa selesai jika orang-orang melihatnya.
Anda mungkin berpikir bahwa anda sendirian atau anda tidak mengenal orang lain yang memiliki masalah yang sama, namun hal itu mungkin karena anda terlalu malu untuk bicara. Jika anda mulai bicara, anda mungkin kaget dengan banyaknya orang yang mendukung anda.

Tips
Jangan mendengarkan perkataan penindas. Jangan biarkan kata-kata mereka menghentikan anda mencapai tujuan anda. Tunjukkan kepercayaan diri anda pada mereka untuk membuktikan bahwa perkataan mereka tidak ada apa-apanya.
Abaikan mereka dan menjauhlah, hal itu adalah opsi terbaik anda. Mereka hanya ingin perhatian.
Beberapa penindas mungkin cemburu pada anda. Mereka menindas anda hanya karena anda memiliki bakat yang tidak mereka miliki, jadi berbanggalah akan apa yang anda lakukan. Menghina orang itu tidak menyenangkan. Sebenarnya, di lubuk hati mereka, mereka tidak berani melakukan hal yang bisa anda lakukan.
Apapun yang anda lakukan, jangan melawan penindas kecuali anda dalam bahaya besar atau dicederai.
Beritahu seseorang begitu anda merasa terancam. Jika anda membaca cerita mengerikan tentang orang yang ditindas selama delapan tahun, masalah utama mereka adalah komunikasi.
Ingatlah bahwa penindas tidak akan menyakiti anda. Mereka hanya ingin membuktikan bahwa mereka berkuasa, meskipun kenyataannya sebaliknya; mereka adalah pengecut. Orang-orang hebat menunjukkan kuasa mereka dengan cara lain, bukan dengan menghina orang yang lebih lemah dari mereka. Tunjukkan bahwa anda tidak takut pada mereka.
Belakangan ini, sekolah bukanlah solusi yang efektif untuk penindasan. Anda perlu memberi bukti, dan banyak orang tidak bisa memberi bukti penindasan emosional. Ingatlah juga bahwa sang penindas bisa berbohong dan menggunakan saksi palsu. Beritahu orangtua anda terlebih dahulu sebelum melaporkannya ke sekolah.
Pikirkan hal apa saja yang mungkin menjadi penyebab sang penindas merasa tidak nyaman - mungkin mereka sakit, memiliki sedikit teman, memiliki ketakutan, atau sebab lain. Kemudian pikirkan juga bagaimana keadaan anda pada aspek tersebut -- mungkin mereka merasa iri karena anda lebih unggul dari mereka. Gunakan hasil pemikiran tersebut untuk membantu meredakan situasi dengan menghindari topik-topik tersebut saat anda berada di dekat mereka, dan saat anda merasa sedih, ingatlah hal-hal apa yang anda lakukan dengan lebih baik.
Tetaplah tenang sepajang waktu, karena hal tersebut akan membingungkan para penindas yang ingin melihat reaksi negatif anda.
Jika sekolah anda tidak merespon laporan penindasan anda, cobalah meminta orangtua anda memindahkan anda ke sekolah swasta yang akan mengeluarkan penindas.
Jika penindas tersebut menindas anda lewat dunia maya, tangkaplah layar saat mereka menindas anda agar anda memiliki bukti bahwa mereka menindas anda, laporkan mereka, blokir mereka, dan kumpulkan keberanian untuk memberitahu orang lain bahwa ada penindas yang ingin menindas anda di dunia maya.
Jika penindas tersebut hanya mengatakan hal-hal buruk tentang anda, abaikan mereka. Anda mengetahui apa yang anda inginkan dalam kehidupan anda dan anda mungkin tidak akan bertemu mereka kembali saat anda menjadi dewasa.
Ingatlah untuk bersikap baik pada mereka atau membuat mereka frustasi hingga mereka berhenti.

      Peringatan

Sekali lagi, abaikan apa yang mereka katakan. Jangan mau tertipu oleh mereka. Jika mereka mencoba bersikap baik dan mereka terlihat tulus, berikan mereka kesempatan kedua. Jika sikap baik itu terlihat palsu, abaikan saja.
Jika penindas anda adalah orang dewasa, hal tersebut adalah penyiksaan. Bicarakan dengan seseorang segera.
Banyak anak diajari bahwa penindas tidak akan melakukan kekerasan jika mereka hanya menghina anda. Hal tersebut tidak selamanya benar, karena penindasan bisa terus meningkat bentuknya. Berhati-hatilah jika berada di sekitar penindas, jangan lupa untuk berada di tempat umum atau bersama orang lain (terutama pihak berwajib) saat penindas tersebut akan menindas anda.
Selalu beritahu pihak berwajib (polisi, guru, atau orangtua) dan jangan berhenti sebelum anda didengar. Mengabaikan penindas bisa jadi merupakan cara untuk menangkalnya, namun berbicara lebih baik.



2.7 Cara Melawan Penindasan

Untuk memperjuangkan nasib kaum tertindas, Mansour Fakih mengembangkan “Teologi Kaum Tertindas”. Teologi ini dimaksudkan agar kaum tertindas dapat berdiri sendiri, otonom dan mampu menentukan nasibnya sendiri, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun budaya. Melalui teologi kaum tertindas, ada tiga prinsip yang dijadikan sebagai dasar pijakan oleh Mansour Fakih: Pertama, doktrin tauhid. Kedua, doktrin keadilan sosial. Ketiga, doktrin pembebasan. Untuk mendukung proses transformasi, yakni penciptaan hubungan yang secara mendasar baru dan lebih adil, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, maupun gender, ada tiga langkah yang harus dilakukan: Pertama, membangun kesadaran kritis kaum tertindas. Kedua, melakukan advokasi kebijakan publik. Ketiga, membangun gerakan kontra-hegemonik di kalangan tertindas.
1. Advokasi Kebijakan Publik

Salah satu cara untuk membantu kaum yang tertindas adalah dengan melakukan advokasi. Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju (incremental). Dengan kata lain, advokasi memang bukan revolusi, tetapi lebih merupakan suatu usaha perubahan sosial melalui semua saluran dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem yang berlaku.[9] Advokasi dapat dilakukan dengan mengajukan konsep tanding (legal drafting, counter draft, judicial review, dll), lakukan pembelaan (class action, legal standing, citizen law suit, dll), mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan (lobbi, negosiasi, mediasi, kolaborasi, dll), pengaruhi pendapat umum (kampanye, siaran/pernyataan, jajak pendapat, selebaran, dll), dan lancarkan tekanan (unjuk rasa, mogok/boikot, pembangkangan sosial, dan aksi massa lainnya).
Pemberdayaan

2. Tanpa pemberdayaan
Advokasi dapat berakibat merugikan orang-orang yang seharusnya dibela. Selain itu advokasi tanpa pemberdayaan hanya akan menimbulkan elit-elit yang akan dikultuskan dan berpotensi menjadi penindas pula. Kelompok tertindas haruslah diberdayakan dan diberikan kesadaran sehingga, menurut Freire, mereka mampu mengungkap kebutuhan mereka sendiri dan mengembangkan strategi-strategi tindak mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Oxford Dictionary, pemberdayaan adalah memberikan (seseorang) kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu atau membuat (seseorang) lebih kuat dan lebih percaya diri, terutama dalam mengendalikan hidup mereka dan mengklaim hak-hak mereka. Pemberdayaan haruslah mengarah kepada advokasi untuk perubahan yang berasal dari dan oleh kelompok tertindas itu sendiri.
Bicara pemberdayaan adalah bicara power, kesempatan, otonomi, dan demokratisasi. Menjadi pertanyaan besar, apakah setiap orang yang ingin membantu kelompok tertindas ingin juga melakukan pemberdayaan terhadap kelompok tertindas tersebut? Apakah mereka rela memberikan power kepada kelompok tertindas tersebut kemudian menjadi tidak begitu berperan lagi? Jika mereka pengacara, apakah mereka rela masyarakat menjadi mandiri untuk memperjuangkan kasusnya? Aktivis, pengacara, ataupun pendamping masyarakat seringkali terhanyut dalam panggung besar menjadi pahlawan kelompok tertindas dan menempatkan kelompok tertindas tersebut sebagai pemeran pembantu atau sebagai kru panggung saja.

3. Pemberdayaan Hukum

Salah satu bentuk pemberdayaan untuk kelompok tertindas adalah pemberdayaan hukum. Pemberdayaan Hukum adalah menguatkan kapasitas semua orang untuk memperjuangkan haknya, baik secara individu, maupun sebagai anggota dari komunitas/masyarakat. Pemberdayaan hukum adalah mengenai keadilan akar rumput (grassroot justice), hukum tidak hanya tertulis di buku atau berada di ruangan sidang, melainkan dapat diakses dan berarti untuk masyarakat biasa.
Dalam bantuan hukum struktural, pemberdayaan hukum merupakan suatu unsur penting yang tidak boleh ditinggalkan. Pemberdayaan hukum bahkan lebih penting dari sekedar gugat menggugat ataupun memenangkan suatu perkara di pengadilan. Pemberdayaan hukum harus mampu membuat kelompok tertindas menjadi mandiri untuk melakukan advokasi perubahan dan mendapatkan keadilan struktural. Karenanya pemberdayaan hukum seringkali melampaui ilmu hukum sendiri, menembus ilmu sosial, ekonomi, politik, dan ilmu lainnya.
Dalam pemberdayaan hukum, pengacara seringkali rancu perannya karena mirip dengan peran aktivis yang turun ke akar rumput. Pengacara tidak hanya melakukan kegiatan persidangan, tetapi juga melakukan pemberdayaan kepada kelompok tertindas dan bahkan hidup bersama mereka. Siapapun dapat berperan dalam pemberdayaan hukum; pengacara, aktivis, paralegal, buruh, petani, tokoh masyarakat, anak, perempuan, mahasiswa, pelajar, ustadz, pedagang, ibu rumah tangga, supir, pekerja rumah tangga, anak jalanan, pekerja seks komersil, pekerja seni, dan lain-lain.
Adapun bentuk pemberdayaan hukum antara lain:
a)     Street law, yaitu suatu pendekatan untuk mengajarkan praktek hukum ke komunitas akar rumput menggunakan metodologi interaktif. Materi yang diajarkan antara lain kesadaran mengenai hak asasi manusia, hak sipil, prinsip demokrasi, resolusi konflik, hukum pidana, hukum perdata, perburuhan, hukum keluarga, narkotika, hingga hukum konsumen. Street law ini pada awalnya berkembang di Washington DC untuk memberikan pemahaman hukum kepada murid SMA, kemudian berkembang ke berbagai belahan dunia. Di Polandia, street law bahkan menjadi mata kuliah fakultas hukum yang mendapatkan SKS.
b)     Clinical legal education, yaitu suatu metode pengajaran hukum dimana mahasiswa hukum mempelajari dan mempraktekkan hukum untuk membela kepentingan publik melalui klien yang meminta bantuan fakultas hukum untuk mengadvokasi kasusnya. Clinical legal education ini berbeda dengan Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) yang berada di setiap fakultas hukum, karena mahasiswa diberi kredit atau SKS dalam keterlibatannya. Subjek pemberdayaan dalam clinical legal education ini bukanlah masyarakat, melainkan mahasiswa hukum yang diharapkan memiliki kesadaran untuk membantu masyarakat tertindas, dan dalam sebagian clinic juga dituntut untuk memberdayakan masyarakat.
c)     Pendidikan kritis, yaitu pendidikan tematik dan terencana untuk menimbulkan kesadaran kepada masyarakat mengenai hak-haknya. Misalnya pendidikan hak asasi manusia, pendidikan politik, pendidikan advokasi, pendidikan hak ekosob, sipol, dan lain-lain.
d)     Ghost lawyer, yaitu metode pembelaan sekaligus pemberdayaan kepada masyarakat tertindas dimana masyarakat tersebutlah yang menjadi pengacara bagi dirinya sendiri. Sedangkan pengacara/advokat, hanya membantu di balik layar melalui pendidikan, membuatkan dokumen, dan memberikan dukungan. Contoh keberhasilan ghost lawyer di LBH Jakarta adalah advokasi kasus penggusuran warga Budhidarma, dimana 75 Kepala Keluarga yang tidak memiliki latar belakang hukum memenangkan class action melawan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pengacara LBH Jakarta tidak berperan sebagai pengacara di pengadilan, melainkan hanya memberikan pendidikan setiap minggunya dan membantu membuatkan berkas.
e)     Magang, yaitu pemberdayaan dengan cara menempatkan perwakilan kelompok tertindas di sebuah lembaga bantuan hukum untuk dapat mempelajari cara-cara melakukan pembelaan.
f)       Paralegal. Paralegal merupakan seseorang yang bukan merupakan sarjana hukum, namun mendapatkan pendidikan dasar dan pendidikan keahlian praktek hukum sehingga mampu mandiri dalam penanganan kasusnya sendiri maupun kasus di komunitasnya. LBH Jakarta menerapkan paralegal berbasiskan komunitas, dimana paralegal mendapatkan pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan, serta memiliki kode etik dan SOP dalam menjalankan tugasnya untuk menjadi pembela di komunitas.
g)     Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing). Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses menyeluruh, membentuk dan menjalankan organisasi/komunitas yang terdiri dari massa rakyat yang mempunyai kepentingan untuk merubah ketimpangan sosial, ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil. Menurut Saul Alinsky, pengorganisasian masyarakat menciptakan lembaga yang kuat dan membentuk kepemimpinan lokal. Jika tidak, pengorganisasian masyarakat akan memberikan masyarakat kekuatan kolektif yang diperlukan untuk melawan penindasan. Kelompok masyarakat tersebut mengubah relasi kuasa dengan meningkatkan jumlah anggota, mendidik pemimpin-pemimpin, menambah reputasi, menggalang dana, dan menunjukkan kapasitasnya untuk mendapatkan banyak dukungan untuk aksi publik. Bagi kelompok anarkis yang tidak mempercayai struktur yang menindas, pemberdayaan menciptakan struktur yang setara, perjuangan yang demokratis dan otonom.

Selain pemberdayaan hukum tersebut, tentunya terdapat bentuk pemberdayaan lain, namun perlu ditekankan bahwa setiap pemberdayaan haruslah berujung pada pemberian kekuatan dan kemandirian untuk melawan penindasan. Pemberdayaan tidak boleh menutup mata bahwa ada struktur yang timpang dan harus diubah. Kita harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat mampu mandiri dalam memperjuangkan haknya.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
           
            Kesimpulannya adalah penindasan merupakan hal yang sangat buruk yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang di anggapnya lebih lemah dari dirinya.
            Banyak berbagai bentuk dan macam penindasan yang ada dan bisa di alami oleh seseorang.
            Tetapi penindasan itu dapat dihindari dan dapat dilawan dengan cara tertentu dan cara yang benar, agar penindasan itu dapat di kurangi dan di hapuskan.

3.2 Pendapat

            Pendapat saya penindasan adalah hal yang sangat buruk, dan sangat merugikan orang lain. orang yang di rugikan tersebut sangat merasa menderita, baik itu penindasan secara fisik maupun mental.
            Penindasan adalah hal yang harus di hapuskan dan di tiadakan agar tidak ada orang – orang yang merasa senang di atas penderitaan orang lain. Oleh karena itu di buatlah berbagai cara menghindari dan melawan penindasan.


3.3 Saran

            Saran saya adalah agar sesorang yang mengalami penindasan segera memberitahukan hal tersebut kepada orang – orang terdekat, bila perlu melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib agar pelaku jera dan tidak melakukan penindasan lagi. Karena penindasan adalah hal yang sangat buruk dan dapat menyebabkan seseorang menderita.


DAFTAR PUSTAKA


Sabtu, 12 Maret 2016

Faktor Penyebab Perubahan Kebudayaan dan Fungsi Kebudayaan untuk Manusia



BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Manusia sudah mengenal dan memiliki kebudayaan sejak ribuan tahun yang lalu. Kebudayaan yang telah diturunkan turun-temurun ke anak cucu mereka sampai saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu, kebudayaan terus mengalami perkembangan, perkembangan itu di pengaruhi banyak faktor.
Tetapi pada dasarnya kebudayaan memiliki fungsi yang sama, apakah kita semua memahami fungsi-fungsi dari kebudayaan tersebut? Mungkin sebagian orang sudah memahami fungsi dari kebudayaan, dan sebagian lagi belum memahami fungsi dari kebudayaan.
Makalah ini akan menerangkan dan membantu untuk dapat memahami faktor-faktor  yang menyebabkan perubahan kebudayaan dan fungsi dari kebudayaan itu sendiri. Sehingga kita bisa lebih menggembangkan kebudayaan sesuai dengan fungsinya.

Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang yang ada, beberapa rumusan masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1.     Apa pengertian dari manusia dan kebudayaan?
2.     Apa hubungan antara manusia dan kebudayaan?
3.     Apakah faktor yang menyebabkan perkembangan kebudayaan?
4.     Apakah fungsi kebudayaan bagi manusia?

Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui pengertian manusia dan kebudayaan.
2.     Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan kebudayaan.
3.     Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perkembangan kebudayaan.
4.     Untuk mengetahui fungsi kebudayaan bagi manusia.
Kegunaan Penulisan
1.     Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang kebudayaan dan manusia.
2.     Penulisan ini juga diharapkan dapat menjadi cara untuk mengembangkan kebudayaan sesuai dengan fungsinya.


BAB II
ISI


Pengertian Manusia
Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa Anglo-Saxon), mann). Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya dapat dikaitkan dengan mens (Latin), yang berarti ada yang berpikir. Demikian halnya arti kata anthropos (Yunani) tidak begitu jelas. Semula anthropos berarti seseorang yang melihat ke atas. Sekarang kata ini dipakai untuk mengartikan wajah manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia diartikan sebagai makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk yang lain). Sedangkan menurut Endang Saifuddin Anshari yang dikutip oleh. mahmud dan Tedi Priatna (2005:62) manusia adalah hewan yang berfikir. Berfikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam, manusia, artinya mencari kebenaran tentang Tuhan, alam, dan manusia. Jadi, pada akhirnya manusia adalah makhluk pencari kebenaran. 

Berikut diuraikan pendapat para filosof Barat tentang pengertian manusia ini sebagai berikut: 
1.     Plato memandang manusia pada hakikatnya sebagai suatu kesatuan pikiran, kehendak, dan nafsu-nafsu; 
2.     Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk rasional yang memiliki kesatuan organik antara tubuh dan jasad; 
3.     Sartre mendefinisikan manusia sebagai nol yang me-nol-kan pour soi yang bukan merupakan objek melainkan subjek, yang kodratnya bebas (Loren Bagus, 2000:266) 
Selanjutnya manusia dapat dilihat dari aspek antropologi. Antropologi adalah studi tentang asal-usul, perkembangan, karakteristik jenis manusia. Dalam pandangan antropologi biologis, manusia adalah puncak evolusi dari makhluk hidup (Redja Mudyahardjo, 2008:17) Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut Antropogi filsafat. Berbicara hakikat manusia berarti berbicara mengenai apa manusia itu, ada empat aliran yang dikemukakan yaitu: 
Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran eksistensialisme. 
1.     Aliran Serba Zat Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi. 
2.     Aliran Serba Ruh Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini ialah ruh, juga hakikat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh di atas dunia ini. Fitche mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain ruh) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari ruh. Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada materi. Hal ini mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana betapapun kita mencintai seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya, maka materi/jasadnya tidak ada artinya. Dengan demikian aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan. 
3.     Aliran Dualisme Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh dan ruh tidak berasal dari badan. Perwujudannya manusia adalah gabungan dari dua unsur, jasad dan ruh. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi. 
4.     Aliran Eksistensialisme Aliran filsafat modern berpikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Disini manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri didunia ini (Jalaluddin &. Abdullah Idi,1997:107-108). 
Aliran-aliran tentang manusia di atas tentunya, belum memiliki pengertian yang seimbang dengan konsepsi manusia dalam Islam. Aliran tentang manusia tersebut memberikan pandangan yang berbeda tentang hakikat manusia. Paling tidak, manusia dalam pemikiran manusia atau manusia menurut manusia memiliki perbedaan, belum kalau hal ini dikaji dari perspektif manusia menurut Tuhan. 

Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Pengertian kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. 

Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga berarti pembentukan dan pemurnian jiwa. Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Beberapa dari orang yang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, seperti Bronislaw Malinowski dan C. Kluckhoh. 

a. Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur pokok kebudayaan yang meliputi sebagai berikut.
  • Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya. 
  • Organisasi ekonomi
  • Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama). 
  • Organisasi kekuatan (politik)
b. C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara keagamaan.

c. Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik.

d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

e. Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut.
  • Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 
  • Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 
  • Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. 
  • Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. 
Semua kebudayaan senantiasa bergerak karena ia dinamis karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri. Gerak atau dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan sebab-sebab tertentu. Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya akulturasi. 

Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya. 

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut. 
  • Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 
  • Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media. 
  • Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan. 
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut. 
  • Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya.

Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap perilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Berdasarkan penjelasan di atas hubungan manusia dengan kebudayaan adalah kebudayaan merupakann hasil dari ide, gagasan dan pemikiran baik nyata ataupun abstrak dan juga rancangan hidup masa depan. Sehingga dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tinggkat pemikirian setiap manusia. Kebudayaan itu sendiri  digunakan untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat  antar manusia karena sifat manusia yaitu makhluk social yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus hidup dengan manusia lainnya.

Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini.

Faktor yang Mempengaruh Kebudayaan
Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab perubahan/dinamika sosial dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai berikut:

A. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.

1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial.

Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2) Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

3) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.

4) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.

B. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut ini:

1) Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.

2) Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan.

3) Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:

a) Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.

Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti berikut.

– Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.
– Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru.
– Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada unsur yang lama.
– Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
– Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
– Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan.

b) Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Difusi dapat dibedakan ke dalam jenis berikut.

– Difusi intra-masyarakat,difusi intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal berikut.
•) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
•) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk diterima/ditolak).
•) Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan ditolak.
•) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
•) Ada tidaknya batasan dari pemerintah.

– Difusi antarmasyarakat, difusi antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal
berikut.
•) Kontak antarmasyarakat tersebut.
•) Kemampuan mendemonstrasikan.
•) Kegunaan.
•) Menyaingi unsur lama atau mendukung.
•) Peran penemu dan penyebarannya.
•) Pemaksaan.

c) Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.

d) Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.

e) Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.

f) Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.

g) Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.

h) Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).

g) Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.


Fungsi Kebudayaan Bagi Manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Mengapa sebagian besar? Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
1. Alat-alat produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
4. Makanan dan minuman.
5. Pakaian dan perhiasan.
6. Tempat berlindung dan perumahan.
7. Alat-alat transport.

Dalam rangka melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf seperti ini masih dijumpai pada masyarakat yang sampai sekarang ini masih rendah taraf kebudayaannya. Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan kemungkinan- kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.

Masyarakat yang sudah kompleks yang tarafkebudayaannya lebih tinggi, kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi, memberikan kemungkinan- kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam. Perkembangan teknologi di negara- negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya, merupakan contoh dimana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.

Mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalammasyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya


BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan. Budaya merupakan perwujudan dari ide dan gagasan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah kristalisasi dari berbagai pemikiran manusia. Sehingga perkembangan kebudayaan suatu bangsa akan berbanding lurus dengan tingkat peradaban dan pemikiran bangsa tersebut.
Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan dan akhirnya kebudayaan itu pun terus berkembang dari waktu ke waktu.
Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, karena kebudayaan adalah hal yang membentuk perkembangan manusia itu sendiri.


Saran
       Dari pembahasan diatas dapat saya sarankan bahwa sebaiknya kita memperhatikan faktor-faktor yang dapat mengubah kebudayaan kearah yang lebih baik, karena kebudayaan mempunyai fungsi yang baik dengan manusia bila kita dapat menggunakannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA



·        Http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
·        Http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/     
·        Http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahli.html
Http://citapatsiana.blogspot.com/2012/04/penyebab-terjadinya-perubahan.html
·        Http://dindanurlysa.blogspot.co.id/2013/04/perubahan-kebudayaan-dan-faktor-yang.html